Gelar yang diberikan pada putaran keempat di Denpasar, Bali ini bergengsi karena diraih usai mengalahkan builder-builder kawakan di pulau Dewata. Kontes motor kustom ini sebelumnya sudah berlangsung di Medan, Palembang, dan Makassar.
Enggal menyatakan kalau motor yang dibangunnya ini merupakan motor harian. "Basisnya Thunder 250. Dan ini sebenarnya bukan motor untuk kontes tapi motor harian. Tapi alhamdullilah ikut kelas FFA dan raih best of the best," tutur builder asal Banyuwangi itu.
Selama lebih kurang enam bulan motor ini digarapnya dengan apik, namun sempat menemui beberapa kendala. "Kesulitannya justru sulit sepele, yakni kabel gas dan kopling. Soalnya, bagian itu steril. Semua part masuk ke frame dan ada boks, tempat semua kelistrikan masuk di situ," tambahnya.
Yang pasti, Thunder satu ini disetingnya sangat ergonomis dan pas dengan sang pemilik, karena sesuai request.
"Dimulai dari nol, cuma mesin saja. Lainnya custom, yang pasti owner minta yang agak rendah, tapi jangan ekstrim dan nyaman, karena beliau usia sudah 50 tahunan. Soalnya boardtracker bungkuk dia takut kena sakit pinggang," kata Enggal, yang menghabiskan biaya modif custom hingga Rp75 jutaan ini.
naskah/foto : tim/istimewa