Program “Green Garage for Blue Sky” UNISVET Semarang : Siap Support Ekosistem & Prospek Ekonomi Bengkel Motor Zona Pantura.

TIM PENGABDIAN KEMITRAAN MASYARAKAT UNISVET SEMARANG. Perkenalkan HCS Sebagai Solusi Efisiensi Bahan Bakar Kepada Mekanik Di Pantura.

OTOTREND.COM. Program "Langit Biru" yang digagas Pertamina bertujuan untuk meningkatkan kualitas bahan bakar dan mengurangi polusi udara. Tahap pertama program ini telah sukses dengan penghapusan bensin Premium RON 88 yang digantikan Pertalite RON 90. Namun, kini wacana penghapusan Pertalite untuk dialihkan ke Pertamax RON 92 pun semakin kuat.

 

Tentu sedikit banyak memicu kekhawatiran masyarakat, sebab kenaikan harga BBM seringkali memicu efek domino bagi aspek sosial lainnya. Keresahan ini menjadi stimulan bagi banyak pihak, termasuk akademisi untuk mengembangkan produk penghemat bahan bakar.

 

A2

KOMPONEN HCS RANCANGAN TIM UNISVET. Terbukti Sangat Efisien Menghemat Bahan Bakar.

 

Di tengah tantangan ini, jajaran akademisi Pendidikan Vokasional Teknik Mesin Universitas Ivet Semarang menggalakkan kembali inovasi yang menjanjikan yaitu Hydrocarbon Crack System (HCS). HCS adalah sistem yang memecah atom hidrokarbon bahan bakar menjadi atom hidrogen (H2​) dan karbon (C). Proses ini memanfaatkan panas dari mesin kendaraan yang dapat mencapai suhu hingga 400°C. Dengan memecah uap BBM menjadi hydrogen rich, HCS efektif sebagai penambah daya dan efisiensi bahan bakar pada kendaraan.

 

Pengujian pun menunjukkan bahwa penggunaan HCS dapat meningkatkan efisiensi bahan bakar secara signifikan. Pada sepeda motor matic 4 tak 110 cc, efisiensi Pertamax tanpa HCS adalah 7,5%, namun setelah menggunakan HCS efisiensinya naik menjadi 8,4%. Sementara itu, Pertalite tanpa HCS memiliki efisiensi rata-rata 6,1%. Jika diestimasikan ke jarak tempuh per liter menggunakan mode eco, sepeda motor yang menggunakan Pertamax dengan HCS dapat menempuh 101 km, lebih jauh dari motor tanpa HCS. Efisiensi ini menjadi solusi konkrit yang tidak hanya meringankan beban pengeluaran, tetapi juga mendukung program lingkungan yang lebih bersih.

 

A3

 

Dan kali ini tim pengabdian masyarakat dari Universitas IVET Semarang membidik Desa Kutosari di Kecamatan Gringsing, Batang, Jawa Tengah. Bisa dikatakan jika desa ini berlokasi strategis yang dilalui jalur utama Nasional Pantai Utara (Pantura). Dengan lalu lintas yang padat dan mayoritas masyarakat menggunakan sepeda motor, bidang perbengkelan memiliki potensi ekonomi yang besar. Berdasarkan data BPS Provinsi Jawa Tengah, jumlah sepeda motor di Kabupaten Batang mencapai 332.822 unit, menunjukkan aktivitas penggunaan sepeda motor yang sangat tinggi.

 

Namun disayangkan, di balik potensi tersebut, bisnis bengkel di Kutosari menghadapi kejenuhan dan permasalahan serius yaitu kurangnya informasi inovasi teknologi dan kelemahan pemasaran. Kondisi ini menyebabkan pendapatan bersih para pemilik bengkel masih kecil, rata-rata hanya Rp. 2-3 juta per bulan, meskipun rata-rata bengkel melayani 35 kendaraan setiap minggu. Fakta ini menunjukkan adanya kebutuhan mendesak untuk peningkatan kapasitas, baik dari sisi teknologi, manajemen, maupun pemasaran.

 

A4

 

Karenanya program "Green Garage for Blue Sky: Pelatihan Fabrikasi HCS dan Digitalisasi Layanan Bengkel Motor di Area Pantura Kutosari" diluncurkan oleh tim pengabdian masyarakat UNISVET. Program yang diketuai oleh Bayu Ariwibowo dosen Pendidikan Vokasional Teknik Mesin Universitas Ivet yang mengintegrasikan hasil penelitian tim mengenai HCS, digital marketing, dan manajemen bengkel.

 

Dengan dibantu 2 anggota dosen yaitu Fahmy Zuhda Bahtiar dan Nindita Erwanti, serta 4 mahasiswa tahap akhir, program ini menargetkan pelatihan kepada 10 mekanik dari 8 bengkel di area Kutosari yang tergabung dalam Ikatan Bengkel Motor Pantura Kutosari (IBMPK). “Solusi yang kami tawarkan dari program ini mencakup tiga aspek utama yaitu peningkatan inovasi teknologi dengan pelatihan fabrikasi HCS sebagai terobosan bisnis baru, pemasaran digital untuk meningkatkan jumlah pelanggan dan peningkatan kompetensi pelayanan dan administrasi bengkel yang terstruktur,” terang Bayu Ariwibowo.

 

A5

 

Hasil dari program "Green Garage for Blue Sky" membuktikan bahwa kolaborasi antara akademisi dan masyarakat dapat menciptakan dampak nyata. Berdasarkan analisis dan pengamatan, program ini telah berhasil dengan sangat baik. Para peserta menunjukkan antusiasme tinggi dan yang terpenting, 85% dari mereka telah menguasai proses fabrikasi, pemasangan, dan pengujian HCS.

 

Keberhasilan program ini tidak hanya sebatas penguasaan teknis dimana para mekanik dan pemilik bengkel yang menjadi mitra mengakui bahwa performa kendaraan menjadi lebih maksimal dan konsumsi bahan bakar lebih efisien setelah menggunakan HCS. “Peningkatan kualitas pelayanan dan manajemen bengkel yang diiringi dengan strategi pemasaran digital yang tepat, diharapkan mampu meningkatkan jumlah pelanggan mingguan dari 35 menjadi 45 kendaraan. Peningkatan ini secara langsung akan berdampak pada pendapatan bersih mereka, terpenting akan mampu mengubah nasib bengkel-bengkel di Kutosari,” pungkas Bayu ARiwibowo.

 

Teks / Foto : Tim

 


REDAKSI   |   KODE ETIK   |   DISCLAIMER