Singkat cerita, tegas dijawab oleh Fatoni tuner Honda Gold Star NMS Lancar Jaya Gazslor JC Suspension Racing Team, Tulungagung, saat dikonfirmasi otre. Lagi tahap mengejar jam terbang dan ajang mencari sparing partner rider tim kita.
“Selebihnya testcase durability korekan mesin, berikut suspensi hasil garapan JC Suspension, ”sebut Toni sapaan tuner inti Honda Gold Star NMS Lancar Jaya Gazslor JC Suspension Racing Team, Tulungagung. Nama tim road race yang dipakai juga berbeda dengan formasi Gold Star yang berlaga di even nasional.
Pria yang juga sebagai staf pendidik SMK Tunas cawas Jl. Tembus Cawas, Ngawen, Gunung Kidul itu juga menambahkan bahwa eksistensi tim Gold Star serius dalam mengimplementasikan sebagai pencetak rider yang akan menjadi bintang baru.
Ikrom rider pemula MP5 & MP6. Rider potensial Jatim yang dikader Honda Gold Star menjadi bintang lintasan nasional.
Dan spesial di laga Kejurprov Road Race Jatim, diperkuat rider pemula Ikrom di kelas MP5 dan MP6. Selain itu juga ada rider kawak Aldila Eka Dharma di kelas seeded dan open. Bedanya, kalau nama Dila sapaan rider asli Magetan itu, kental untuk memperkuat formasi tim Honda di laga Kejurprov Road Race Jatim.
Sehubungan dengan basic Toni sebagai arsitek tim inti Honda Gold Star, maka cukup menarik ketika membedah korekan tuner yang dikenal jago meracik silinder cop dan gigi rasio itu. Untuk pacuan Dila di MP2, yang mengusung New Supra X 125, mengusung racikan gigi rasio terbaru, dengan perbandingan gigi 1(36-14), 2(29-18), 3(25-20) dan 4(22-25).
Aksi Dila saat berlaga di MP2. Makin pede dengan performa mesin garapan Toni.
Spesial diperhitungkan dengan bobot Dila, agar ringan menghajar tipikal lintasan stop and go. Bahkan di sirkuit pasar senggol seputaran Alun-Alun Nganjuk ini, perbandingan final gear memakai 14-46.
Sampai flow rate lewat ECU Aracer Super R15 diplot kering di 180 cc/minute. “Jadi, ringan mengumpan RPM tinggi, saat dibutuhkan menghela gigi rasio dengan perbandingan lebih ringan, ”urai Toni yang menakar perbandingan kompresi di angka 12,2 : 1.
Camshaft custom dengan lift 9,3 mm (in) dan 9,4 mm (ex), berikut katup after market 28 mm (in) dan 23 mm (ex) dengan sudut 24 derajat – 23,5 derajat, jadi lebih extra menghantar Pertamax Turbo ke ruang bakar. Tentu saja di sektor ini juga hasil kontribusi throttle body SYS 30 mm, yang sukses mengoptimalkan masuknya udara saat mesin membutuhkan tekanan positif.
New Supra X 125 pacuan Dila. Identik dengan option part racing tim papan atas & makin berjaya.
Ringan-nya perbandingan gigi rasio ini juga turut menjadi perhatian Toni merujuk pada maping pengapian terendah di 29 derajat saat 6.000 RPM.
“Unsur nilai HP sengaja menjadi prioritas melayani pasar senggol, ”tegas Toni yang mengimbangi dengan maping pengapian tertinggi di 34 derajat saat 12.600 RPM. Dan hasil test case, untuk piston aplikasi produk FJN 53,4 mm, berikut penggantian bearing crankshaft dan camshaft kompetisi.
Sedang korekan di kelas MP6 yang diperkuat Ikrom, dengan basis kuda besi New Supra X 125 hampir memiliki persamaan dengan korekan pacuan Dila. Bedanya, balancer magnet assy standar modif dan mempertahankan pick up standar. Untuk memenuhi kebutuhan dan kemudahan aplikasi ECU Aracer CB 150.
Korekan mesin pacuan Ikrom. Tampil prima sejak lap awal hingga akhir & hasil komunikasi intens tuner - rider.
Sesuai dengan request Ikrom yang suka menggantung RPM, praktis maping terendah Toni mematok di angka 29 derajat saat 5.600 RPM, sedang maping tertinggi di 32 derajat di 12.000 RPM. Pertimbangan itu pula, kompresi pakai 12 : 1, dengan komposisi piston yang sama produk FJN.
Sedang daleman silinder cop, diback up katup BRT 25,5 mm (in) dan 21 mm (ex), dilayani camshaft dengan lift 9,1 mm (in) dan 9,2 mm (ex). Perbedaan lebih tinggi-nya lift katup buang ini, diproyeksikan untuk meningkatkan debit gas sisa pembakaran lebih maksimal terbuang. “Agar, proses pembakaran lanjut lebih sempurna, ”yakin Toni yang sukses menghantarkan Ikrom dan Dila menjadi jawara di beberapa kelas itu. pid