H. Iksan Sodik owner AJP Racing Team, Krian. Obsesi kuasai kelas bebek 4 tak 200 cc tune up Jatim.
Spesial gacoan yang mengusung knalpot model tleser free flow ini, sepenuhnya untuk maintenance ditangani pit crew Conk Speed. Disebut tleser, lantaran desain bafel dan silencer desainnya lebih rendah ke tanah. Lekukan knalpot sengaja dikehendaki minimalis, artinya tak ada lagi sisa gas pembakaran yang dimanfaatkan untuk pembakaran lanjut. Bermuara dari lubang exhaust 32 mm.
Knalpot tleser free flow. Minimalisir lekukan dongkrak performa bawah, tengah dan atas.
Praktis nilai HP terkesan lebih ditonjolkan. Tapi bagaimanapun juga, unsur pencapaian torsi maksimal tetap dibutuhkan. Pasal itu, karbu aplikasi Keihin PWK 38 mm, yang diinstal dengan sudut lebih tajam. Pada bagian ini, spicer sebagai adaptor dimainkan oleh pak Conk, sebagai pengatur sudut joint karbu lebih curam. Cara ini juga diaplikasi, menyiasati terjadinya benturan bak karbu dengan crankcase.
Karbu PWK 38 mm. Layani kebutuhan kompresi tinggi & desain knalpot tleser free flow.
Makin ke dalam, diameter intake diplot 40 mm, guna meminimalisir hambatan suplai gas segar. Jadi nyambung dengan lift camshaft 9 mm. Kendati perbandingan kompresi diplot 15 : 1, rider tak lagi gundah, efek peningkatan kalor. “Sebab, untuk setingan karbu, saya menganut basah, lewat pemakaian main jet 148 dan pilot jet 32,5, ”terang pak Conk yang mencangkok katup 27 mm (in) dan 23,5 mm (ex).
Mesin 200 cc. Penuh perhitungan setara level gacoan tim drag bike papan atas & siap menghantar menjadi kuda hitam.
Termasuk piston telah diseleksi dan dipilih yang tahan suhu tinggi produk Kawahara berdiameter 72 mm. Dipadu racikan balans as kruk dengan tambahan lubang di beberapa titik, untuk yang satu ini pak Conk sengaja tak buka kartu. Prinsipnya, efek kompresi dan pembakaran gasingan as kruk jadi makin licin, kendati bearing as kruk hanya diback up produk FAG.
Praktis konversi power to speed lewat gigi 1(30-15) dan 2(25-16), jadi momok bagi rider. Tingkat kesulitan ada disini, proses umpan RPM berbanding durasi melepas tuas kopling mesti singkat. Feel rider mesti tepat, sebab gigi 1 dan 2 tipikal ringan. Salah mengumpan RPM cenderung drop. Tapi ketika presisi, estafet speed gigi 3 sampai 6, tampil superior.
Camshaft racikan pak Conk. Desain pengembangan camshaft paten pak Conk spesial drag bike 201 meter.
Dan saya nilai, Adi Ucil pasti mampu cara bawaan mesin seperti ini. “Mengingat, beberapa kali telah test speed dan bisa optimal, ”yakin pak Conk yang menyempurnakan dengan CDI BRT iMax dan fly wheel - magnet replica YZ 125 berdiameter 71 mm. “Sehubungan dengan gaya bawaan mesin yang cenderung diumpan di RPM tinggi, maka maping ignition tertinggi saya plot di 37 derajat di 6000 RPM sampai dengan 10.000 RPM, ”tambah tuner yang di tahun ini kembali all out di pentas drag bike 201 meter. pid