Kali ini fase test case-nya sudah memasuki tahap komposisi option part daleman sok depan jenis up side down special engine 85 cc, yang dicangkok pada 5 kuda besi tim JC Suspension. “Prinsipnya, keseluruhan up side down sudah mengalami revalving dengan data yang berbeda, ”sebut Bayu chief mekanik JC Suspension, Surabaya.
Final seting up side down. Menjadi bagian test case untuk menyesuaikan dengan kebutuhan sirkuit & karakter crosser.
Dengan test case di sirkuit MX-GTX Karangpilang, kita ingin mengetahui output suspensi khususnya bagian depan yang paling ideal dari hasil input Lantian. Kalau dipakai di table top bisa jumping lebih tinggi, tapi bagaimana saat respon suspensi saat menghajar, roller, bar to bar dan berm.
Dengan begitu, kelebihan output final seting suspensi di satu titik variabel trek tadi, kita upayakan jadi lebih merata. “Hingga saat melayani semua variabel trek, traksi dan fungsi suspensi bisa mengakomodirnya lebih merata, ”terang Bayu.
Dan ketika sudah tepat mendapat input data dari Lantian, kemudian akan kembali kita rumuskan, kategori dan tipe setingan yang telah final. Acuhannya tetap memakai bobot Lantian. Cara ini juga untuk mempermudah saat mengkonversikan data seting ke suspensi kuda besi lain sesuai dengan profil crossernya, terbagi bobot dan karakter gaya membawa motor.
Aksi Lantian Juan di sirkuit MX-GTX Karangpilang. Berusaha mengexplore hasil maintenance & seting workshop JC Suspension, Surabaya.
Dengan metodhe pembanding demikian, kita memiliki clearance untuk opsi penangangan yang berbeda. “Hingga mampu menyimpulkan akurasi komponen mana saja yang bisa diadjust ulang, ”detail Bayu.
Dari komunikasi kebutuhan test case kali ini, praktis logaritma gaya membawa motor Lantian, kali ini mengusung 3 gaya crosser, sudah jago, medium dan novice. Skala prioritas, awalnya dibutuhkan running lebih dulu sebagai upaya adaptasi dan racing line sirkuit MX-GTX Karangpilang. Selanjutnya, baru berani full throttle.
Tipikal sirkuit mengalir dan ada unsur teknikalnya. Kombinasi pas, untuk pemantapan crosser dan tracker novice. Tapi ketika dihajar dengan teknik tingkat dewa, baru terlihat tingkat kesulitan yang ditawarkan. Sebab, dominasi variabel trek yang bisa dibuat jumping cukup padat. “Sehingga faktor suspensi disini lebih mutlak dibutuhkan, ”nilai Lantian.
Over all, saat menanggapi hasil input final seting suspensi tim JC Suspension, sejak awal sudah mumpuni, hingga tak banyak yang harus dilakukan perubahan. Tinggal soal soft dan hard-nya saja. “Selebihnya, dibutuhkan improve dari crosser, sesuai dengan gaya dan teknik saat membawa kuda besi, ”wejang Lantian yang di kesempatan ini turut menyeting suspensi KTM SX250F gacoannya yang baru saja dimaintenance JC Suspension.
Lantian Juan, tim JC Suspension & komunitas executive Jatim. Bangga bisa berbagi ilmu & pengetahuan di bulan yang penuh berkah.
Pada momen penuh berkah ini pula, tim JC Suspension berbagi ilmu dengan crosser dan tracker berbagai level yang hadir berlaga di sirkuit MX-GTX Karangpilang. Terkait soal coaching clinic, pemilihan oli suspensi, hingga kapan saatnya dibutuhkan proses up grade suspensi.
Menjelang pukul 17.00, tim JC Suspension bergeser ke Wiyung, Surabaya, tepatnya ke resto Hijau Daun, untuk melanjutkan buka bersama. Di kesempatan ini turut hadir pula Dudung big boss JC Suspension, sembari mengevaluasi soal test case suspensi bersama Lantian.
Bukber dengan keluarga besar JC Suspension. Menjadikan sebagai program berkesinambungan JC Suspension, Surabaya untuk memenuhi kebutuhan MX-GTX di tanah air.
Momen kali ini juga kita jadikan sebagai program berkesinambungan, sebagai kiprah JC Suspension saat up to date soal performa suspensi. Prinsipnya, kita tak boleh kelewatan dengan perkembangan MX-GTX, termasuk saat improve dengan sirkuit MX-GTX Karangpilang, Surabaya yang baru saja dibangun ini.
Makin banyak input, akan menjadi lebih baik untuk bekal workshop JC Suspension kedepannya. Terpenting, kita rubah dulu mindset tracker dan crosser semua level, sehubungan faktor suspensi yang sebenarnya bisa dijadikan kontribusi penunjang prestasi selain faktor mesin.
"Lewat sosialisasi dan activity hampir di semua kegiatan otomotif yang sifatnya membutuhkan atau tuntutan performa suspensi yang optimal, "tegas Dudung. pid