Itu lantaran secara maping jawara masih atraktif, belum ada kata dominasi. Semuanya saling ganjal dan tekan, best time 8,2 detik pasti dong kesulitan menjadi champion saat ada yang bisa mengukir 7,9 detik dan seterusnya.
Momen demikian praktis, makin memacu passion para big boss yang lagi gandrung mainan bebek 4 tak 130 cc tune up. Sipnya, sampai sejauh ini kuda besi yang salip-salipan masih bikinan tuner lokal Jatim. Ini yang makin bertambah bergairah dan tuner bisa tersenyum lebar.
Tapi, jangan salah dari sekian banyak tuner yang baru saja merapat di lintasan resmi ini, justru bejibun jurus baru yang dikeluarkan, ciaaaaaat. "Nah loh, jadi jangan pasang senyum dulu, entar keburu mules, "senyum rider potensial Deska Muntel yang mampu membekukan best time 7,9 detik itu.
Squad Baja Beton Randu Mas P5Boer Racing Team, Jombang & tuner Rizky Bendol. Kembali menggairahkan semangat tuner tampil berlaga & pasang tarjet 7,8 detik.
Macam Rizky Bendol yang identik dengan akhiran Uye-Uye. Kembali tampil di jalur resmi, setelah beberapa tahun nggak nongol. Didaulat Fatkul juragan Baja Beton Randu Mas P5Boer Racing Team, Jombang, buat menggarap Jupiter Z di kelas yang lagi ramai disoroti para penggemarnya ini.
Ajian tuner yang memiliki workshop di desa Padangan, Pagu, Kediri itu berupa gigi rasio, yang lama dikaji hasil perpaduan gigi rasio road race level Asia dan GTX. Pola perhitungannya sederhana. Rizky berusaha menerjemahkan kapasitas mesin yang mefet di 130 cc, dijaga bergasing tetap ringan sejak lepas start sampai trek 175 meter. Nah, kok kurang 25 meter ?
Menurut tuner yang juga mantan rider road race era 2000 itu, speed produktif Jupiter Z ada di fase itu. Jadi, kalau mengakumulasikan hingga 201 meter, nggak mungkin. Logikanya, ketika dikalkulasi stroke dan diameter silinder, speed piston ada limitnya. Meskipun bagian thrast-nya dilapis teflon dan nikel. Belum lagi pengaruh sentifugal bearing as kruk. “Sehingga rumus dasar pola pikir insinyur pabrikan, tetap saya pakai, “bisik Rizky.
Detail perbandingan gigi rasionya, 1(33-13), 2(32-18) dan 4(23-26). Tolak ukur tenaga yang terbagi HP dan torsi, diciptakan camshaft berdimensi pinggang 18 mm dan tinggi 28,2 mm, dengan back up pegas katup Akutagawa versi 2010. Berikut penggantian bearing camshaft kompetisi.
Karbu keihin PWK 28 mm. Jeli dipilih berdasar racikan silinder cop & gigi rasio.
Pada korekan yang termasuk generasi ke 15 ini, mengusung katup 28 mm (in) dan 23,5 mm (ex). Special untuk katup masuk, diaplikasi dari KX250 berbahan campuran titanium dengan masa lebih ringan dan katup ex masih standar.
Dipilihnya katup in berbahan titanium, dengan pertimbangan tingkat muai-nya lebih rendah. “Sehingga, valve face angle dan valve margin, lebih presisi dengan seteng atau dudukannya, ”yakin Rizky.
Pembenahan juga berlanjut pada remer intake manifold area menjadi 28 mm dan intake pada silinder cop dijadikan 26 mm. Sedang diameter exhaust manifold dibuat rata, dengan memasukan rumus 105% dari diameter katup .
Komposisi silinder cop demikian ini , Rizky jadi berni ngeplot perbandingan kompresi di angka 14,8 : 1. Konsekuensinya piston aftermarket dengan merk yang dirahasiakan, cirinya ring kompresi nomer 1 dan 2 berbahan nikel.
CDI Rextor Pro Drag 2. Cermat diinstal dengan fly wheel magnet YZ125 & menganut sistem DC.
Dan sesuai dengan kelas yang berada di level tune up, fly wheel atau magnet kali ini memakai YZ 125 dengan bobot 500 gram, berdiameter 71 mm, tanpa spy. Dipantik CDI Rextor Pro Drag 2, yang diinstal sistem DC, sebagai booster gasingan bawah.
“Dan untuk mencari putaran as kruk yang balans, sebagai pendukungnya pada kompartemen ini, saya pasang balancer weight 350 gram disisi gigi primer, ”jelas Rizky yang menyempurnakannya lewat karbu keihin PWK 28 mm.
RANGKA HANDMADE "BARIKLANA FRAME", KEPUNG, KEDIRI & KOMPETISI MAKIN SPEKTAKULER
Memang lagi trend di kelas tune up, sehubungan pemakaian rangka atau frame. Tegas dan jelas dinyatakan di kelas dengan embel-embel tune up, pemakaian rangka dibebaskan asal memenuhi kategori safety dan rasional.
Komeng builder BRK Frame, Kepung, Kediri. Pengalaman & jam terbang menjadi bekal improve merakit rangka kuda besi drag bike.
Termasuk rangka Jupiter Z Baja Beton Randu Mas P5Boer Racing Team, Jombang, hasil garapan Muhamad Adli Asyhar yang akrab disapa Komeng. Builder dengan nama workshop BRK kependekan dari Bariklana itu, termasuk pemain lama urusan custom rangka kompetisi.
Sebelumnya, Komeng tenar di dunia GTX, hingga dipercaya tracker papan atas tanah air, baik untuk jenis rangka double sok dan monosok. Cuman, dari dulu builder yang pegang WA di nomer 0857 3694 7948 itu, selalu tampil di belakang layar.
Kendati style-nya low profile dengan alat bantu special tools hasil rakitan Komeng sendiri, tapi performanya luar biasa. Sebab, Komeng juga pernah menjadi rider karapan liar dan tracker di 2009. Sehingga, improve urusan geometri rangka jebolan Pondok Pesantren Mahir Aryat, Kepung itu terbilang jago.
Proses pembuatan rangka drag bike. Full digarap dengan metodhe manual tech.
Ada saatnya center of gravity digeser di tengah dan di depan. Termasuk, saat Komeng meng-implementasikan di rangka drag. Praktis pedoman sudut komstir 20 derajat, dijadikan pedoman dan sentral dibangunya geometri rangka yang menurutnya paling ideal.
Bahkan Rizky yang mantan rider saat mengujinya, melemparkan dua jempol tanda istimewa, sekaligus angkat topi. Sebab, saat sesi seting speed rangka garapan Komeng, anti wheelie. Lepas start, langsung dipakai rebahan, geometri rangka juga stabil mengawal roda depan belakang.
Komeng dengan special tools handmadenya. Inovasi sebagai penunjang pengembangan produk rangka drag bike trade mark-nya.
Dari sini saja, saya bisa merepresentasikan ke rider, jadi lebih berani untuk membuka RPM tinggi. “Konsentrasi rider saat membaca power band mesin, akurasinya jadi lebih dapat, ”nilai Rizky.
Fantastisnya, terhitung sejak 2018 awal, builder yang memiliki workshop di Jl. Gedangan RT. 12, RW. 03, Damar Wulan, Kepung, Kediri itu telah meluncurkan produk rangka drag bike 30 unit. Dengan demikian, Komeng turut berkontribusi menghadirkan atmosfir kompetisi kelas tune up makin spektakuler. Sebab, dengan rangka Komeng, best time bisa dipangkas fantastis. pid