Bahkan Cahyo di kesempatan ini lagi mengincar rider level pemula, untuk tandem dengan Desi Cho. Sebab, saya pribadi sangat menyayangkan dengan pemberlakuan sistem reaction time, yang juga menguji akurasi rider melintir handgrip dan mainkan kopling. “Di satu sisi sebenarnya peak dan best performance mesin Ninja 150 ini sudah terdata dan ketemu, ”yakin Cahyo.
Dengan dua rider, saya ingin memperkecil kesalahan saat fase start, sekaligus pembuktian konsistensi best time 7,2 detik. “Sebab, tak ada lagi cara untuk pembuktian kesana, kalau tak memakai rider tandem, ”urai Cahyo yang kali ini tak ada maksud untuk mengkonflik rider mana yang terbaik.
“Prinsipnya, sekali lagi saya ingin mencari best performa speed tanpa terkendala reaction time dan menjadi beban performa kuda besi, ”tambah pengusaah rental mobil yang tengah tahun ini infonya all out di even drag bike itu.
Urusan korekan, Kepik yang lagi disibukan dengan banjirnya orderan copy camshaft, desain camshaft baru, hingga permak camshaft itu, kembali menemukan formula baru, trik mendongkrak performa Ninja 150 yang dipakai di laga sport 2 tak rangka standar 155 cc open.
Knalpot. Bagian dari perjalanan riset sport 2 tak rangka standar.
Menariknya, best tuning saat ini justru mengerucut saat memakai knalpot dengan brand VP Mbotet, dengan kontur perut berdimensi lebih besar dan stinger panjang. Dengan kapasitas masih bertahan di 150 cc, kendati dipakai turun di kelas sport 2 tak rangka standar 155 cc open.
Formula korekan terbarunya ada di tinggi exhaust yang diplot di 29 mm dan tinggi lubang transfer 41 mm, saat disketmat dari bibir silinder. Komposisi gas segar yang dikompresikan dan diolah oleh lubang buang dan knalpot, sukses mengumpan grafik torsi - HP lebih agresif. Itu juga atas konsekuensi perbandingan kompresi yang diplot di 7,7 : 1, yang dipantik sistem pengapian dari Suzuki RC 100.
Korekan blok silinder. Tersentral pada desain knalpot VP Mbotet desain terbaru.
Doping performa mesin, memakai karbu standar PE 26 mm yang silinder skepnya diremer hingga 30 mm. Praktis, lubang venturi oleh Kepik juga disamakan di angka 30 mm. Sipnya, kontur nozzle oleh Kepik, lubangnya diperbesar mengikuti jarum skep yang dipinang dari Daytona dengan kontur lebih gemuk.
Sebagai catatan ya, pada point ini bukan bagian dari riset, tapi ilmu manual tech cirri khas tuner kawak, era 2000 yang masih setia diaplikasi Kepik.
Karbu. PE 26 orsi Ninja 150 diremer 30 mm pada silinder skep & venturi.
“Dengan cara ini fase final seting karbu lebih mudah, baik siang dan malam. Lebih penting lagi, mampu melayani kebutuhan gasingan bawah, tengah dan atas lebih rata, ”yakin Kepik yang turut menyelipkan plat 1,2 mm dibawah daun membran. Sasarannya, meningkatkan akurasi bukan daun membran, berikut meningkatkan gas speed.
Sedang konvrsi power to speed, hasil racikan 2019. Dengan perbandingan gigi 1(30-15), 2(28-17) dan 4(24-22), yang diratakan final gear 13-41. Guna melengkapi performa gigi rasio kali ini, Kepik turut mencangkok bearing counter shaft dan pinion shaft versi kompetisi. pid