Termasuk duet Rudi San dengan rider Ari, saat terobsesi mencari out put power Satria F paling fantastis. Berbagai kanibalan option part racing diadopsi, untuk menebar sensasi di tahun ini. Kemudahan custom option part di workshop racing factory, yang seakan terus menerus memacu tuner menjadi champion terbaru.
Piston Yamaha Scorpio menjadi incaran builder mesin, diklaim sebagai piston paling digdaya saat berlangsungnya up grade performa mesin. Termasuk tuner Rudi asal Porong, juge terinfluenz piston Scorpio produk NPP over size 100. Kali ini dicangkok di mesin Satria F rakitan 2008 milik Rudi yang dijadikan experiment menghidupkan performa gigi 6 Satria F.
Serum kapasitas mesin. Diback up piston 71 mm dan stroke 55 mm & siap nendang gigi 6.
Konsekuensinya berat, sebab crankcase mesti dibesarkan hingga 80 mm, dengan asumsi diameter luar liner Rudi mematoknya di angka 78 mm. Sesuai test case kondisi liner dan crankcase demikian paling ideal. Tebal liner 3,5 mm dengan clearence liner – crankcase 1 mm. “Muai liner lebih merata, naik turun piston presisi, indikasinya tingkat gesekan piston skirt lebih rata, ”jelas Rudi.
Sipnya, conrod juga diamputasi dari Scorpio, berikut menggeser big end menjadi 55 mm dari standarnya 48,8 mm. Kalkulasi kapasitas mesin melonjak hingga 217 cc. Paham problem susulan muai tinggi, urusan oli mesin Rudi tak mau spekulasi. Dipilihnya yang biasa dipakai special engine, produk dari Maxima 1000 cc. Itu juga hasil output setelah debat dengan Swega dari RAT Motosport di Jl. By Pass Juanda 17, Sidoarjo.
Hingga perbandingan kompresi sebelumnya memakai 13,4 : 1, diturunkan menjadi 11,2 : 1. Ngerinya, rubahan perbandingan kompresi ini diterapkan lewat pemangkasan crown piston. Jarak crown dengan pen piston disisahkan 13,5 mm, berikut tambahan paking 1 mm. Pada fase kali ini sengaja saya menguji limit kemampuan piston, saat dipangkas dengan bobot relatif ringan. “Output HP dan torsinya luar biasa, konversi ke speed juga bengis dan mesti beradaptasi lagi, “kata Ari yang berperan sebagai rider.
Final gear 15-39. Konversi power to speed paling ideal & peak power optimal.
Bahkan konversi peak power di setiap percepatan menurut Ari lebih agresif saat final gear mengaplikasi 15-39. Tapi, bawaan gigi 1 masih riset gaya memutus kopling yang pas. Sementara untuk start, optimalnya gantung kopling sembari mengumpan RPM hingga 5000 RPM. “Sebab, produktifnya gigi 2 lebih licin saat diumpan di 5000 RPM, ”komentar Ari yang selalu pucat setiap kali kelar seting speed. Itu artinya Ari lebih menjiwai peranya sebagai rider.
Knalpot DBS Custom. Imbangi kapasitas mesin & didesain pengaruhi power band.
Fantastisnya output power kali ini juga tersaji hasil kontribusi katup Bajaj custom in 25 mm dan ex 22 mm. Diakomodir intake 31,5 mm dan exhaust 29 mm. Diolah knalpot berlabel DBS, dengan leher dan bafel custom, mengimbangi naiknya kapasitas mesin. Bahkan, disebut-sebut desain knalpot kali ini juga diproyeksikan untuk membuat mulur gigi 1, 2 dan 3.
Doping tenaga dan suplai gas segar yang diakomodir karbu PE 30 mm produk Moto-1, jadi lancar jaya. Sinkron dengan custom camshaft yang menganut durasi 268 derajat (in) dan 265 derajat (ex).
Komposisi racikan option part penunjang performance kali ini juga berdasar dari rambatan kurva HP dan torsi. Kedua point ini selaras meningkat hingga 8300 RPM, yang terprogam pada CDI Predator 10 Map. Untuk mode 10 Map-nya, saat ini berada di map yang ke 5. “Tapi itu nggak paten lagi saya kembangkan mencari map terbaik, dengan pedoman hingga ujung diode-elektroda busi berwarna coklat bata kehitaman, ”sebut Rudi. pid